Keceriaan dan semangat terlihat jelas di wajah para pelajar SMA/SMK saat mereka mengikuti study tour yang telah lama dinantikan. Perjalanan yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 30 Oktober hingga 1 November, ini mengajak para siswa untuk menjelajahi keindahan budaya, sejarah, dan pesona alam Kota Yogyakarta.
Hari Pertama: Mengunjungi Candi Borobudur dan Ullen Sentalu
Rombongan berangkat pada pagi hari dari sekolah dengan bus yang penuh dengan tawa dan canda. Setibanya di Yogyakarta, destinasi pertama adalah Candi Borobudur, salah satu warisan dunia UNESCO yang megah. Para siswa mendapatkan penjelasan dari pemandu tentang sejarah candi dan kisah-kisah yang terpahat di reliefnya. Tidak hanya menikmati keindahan candi, mereka juga memanfaatkan momen ini untuk berfoto bersama.
Setelah puas menjelajahi Borobudur, perjalanan dilanjutkan ke Museum Ullen Sentalu di kawasan Kaliurang. Di museum ini, siswa mempelajari sejarah dan budaya Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Pengalaman edukatif ini sangat menarik, karena museum menyajikan informasi dengan cara yang interaktif. Beberapa siswa mengaku baru tahu tentang cerita-cerita menarik di balik budaya Jawa, seperti kisah batik dan kehidupan bangsawan.
Hari Kedua: Menyusuri Keraton Yogyakarta dan Jalan Malioboro
Hari kedua diawali dengan kunjungan ke Keraton Yogyakarta, pusat budaya dan kediaman resmi Sultan Yogyakarta. Di sini, para siswa mendengarkan kisah sejarah Keraton dan melihat berbagai koleksi benda bersejarah, seperti kereta kencana dan pusaka kerajaan. Beberapa siswa tertarik dengan arsitektur unik Keraton, yang memadukan unsur tradisional Jawa dan pengaruh kolonial Belanda.
Usai berkeliling Keraton, rombongan melanjutkan perjalanan ke Taman Sari, yang dulunya merupakan taman istana air para Sultan. Siswa belajar tentang fungsi kompleks ini dan sejarah di balik bangunan-bangunan yang menakjubkan. Tidak lupa, mereka juga menjelajahi lorong-lorong bawah tanah yang memicu rasa penasaran.
Sore harinya, siswa diberi waktu bebas untuk berjalan-jalan di Jalan Malioboro. Di sini, mereka merasakan suasana khas Yogyakarta sambil berburu oleh-oleh seperti batik, pernak-pernik kerajinan, dan kuliner tradisional. Beberapa siswa tampak menikmati makanan seperti gudeg, bakpia, dan sate klathak yang terkenal.
Hari Ketiga: Wisata Alam di Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir
Hari terakhir diisi dengan petualangan alam yang menantang. Rombongan menuju Pantai Parangtritis, di mana siswa menikmati angin pantai, bermain pasir, dan bahkan menaiki andong untuk menyusuri pesisir. Beberapa siswa juga mencoba permainan layang-layang di tepi pantai, membuat suasana semakin seru.
Destinasi berikutnya adalah Gumuk Pasir Parangkusumo, sebuah area padang pasir unik yang sering dijadikan lokasi sandboarding. Banyak siswa yang antusias mencoba sandboarding untuk pertama kali, meskipun beberapa jatuh berguling-guling di pasir dengan tawa riang. Ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka.
Refleksi dan Kesimpulan
Perjalanan study tour ini bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah dan budaya Yogyakarta. Para siswa merasa senang karena bisa belajar di luar kelas dengan cara yang menyenangkan. “Pengalaman ini benar-benar membuka mata kami akan kekayaan budaya Indonesia,” ujar salah satu siswa.
Di akhir perjalanan, rombongan kembali ke sekolah dengan hati yang penuh kenangan indah. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat persahabatan di antara siswa dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk lebih mencintai budaya dan sejarah Indonesia.